Gua, Aku dan Saya

Gua, Aku dan Saya, mau pakai yang mana? Bagi saya ketiga-tiganya memiliki makna implisit yang berbeda-beda, (he he he saya pakai saya :D ).

Dalam pandangan saya, "Gua" seakan terdengar dan terasa memiliki makna yang penuh keakraban, arogansi dan ke-gaulan, dan ke-informalan yang sangat, tapi keakraban dan kegaulan yang dimiliki "Gua" sangat terbatas untuk di Jakarta saja, di daerah lain? Mungkin saja.

"Aku", menunjukkan eksistensi mutlak, saya sendiri cenderung merubah kata ganti "saya" menjadi "aku" ketika mulai terasa butuh untuk menebalkan dan menegaskan eksistensi ego saya.

"Saya", bagi saya terasa begitu diplomatis dan cukup netral untuk dipakai ke siapa saja, bahasa diplomatis, penuh kompromi dan negosiasi.

Itu saja dari saya, dan saya pun untuk menulis tulisan ini dengan memakai saya, karena saya ingin anda hadir dalam bincang blog saya. Mari berbincang.

Pilihan anda?

Komentar